Waahhhh repotnya!!. Tapi kalau lihat Athmar sudah sembuh
dan lincah kembali, segala repot, cape stress dll jadi hilang...lang...lang
PANIK
Rabu pagi tanggal 15 Januari 2009 menjadi hari Panik bagi saya dan istri saya Irma. Bagaimana gak panik kalau anak kami Athmar panas kejang. Kejadian yang bagi kami tidak pernah diduga dan tanpa ada pertanda. Dibilang tanpa pertanda karena Athmar tidak dalam keadaan sakit panas, dia hanya sedang berobat agak mencret dan batuk (atau malah itu tanda ya??). itupun tidak menjadi masalah bagi aktifitas dia. Athmar masih tetap bermain dan nafsu makannya lagi bagus.
Selasa Sore Tanggal 14 Januari 2009 Athmar sama mamanya main didepan rumah, bareng-bareng sama anak-anak tetangga. Menurut istri saya dia makan 5 keping biskuat dan makan nasinya nambah. senang rasanya denger dia makan banyak, karena sebelum-sebelumnya makannya agak kurang. Pokoknya dia dalam keadaan sehat wal'afiat. Malamnya anakku tercinta ini pun tidur dengan nyenyak. Namun sekitar jam 3 pagi saya dan istri merasa badan athmar agak anget. Kami saling tanya dan meyakinkan apa athmar benar-benar anget. Maka ketika Athmar terbangun kami memutuskan untuk memberikan paracetamol. Dia pun kembali tidur pulas.
Pagi harinya kami melakukan aktifitas sehari hari seperti biasanya. Irma mencuci botol dot Athmar dan perlengkapan keperluan athmar ke sekolah PAUD. Saya masih nonton berita dan athmar sedang tertidur nyenyak. Namun tiba-tiba Athmar terbangun, teriak atau seperti mengigau atau menangis. Saya kaget dan coba membangunkannya karena saya kira dia bermimpi. Tapi saya curiga melihat muka dia yang pucat dan mata melihat ke atas dan agak gemetar kalau gak salah, saya sudah tidak begitu memperhatikan karena panik. Kemudian saya langsung angkat sambil teriak2 manggil mamanya di kamar mandi Melihat Athmar dalam kondisi demikian, mamanya ikut panik. Saya berteriak-teriak, Athmar bangun...Athmar bangun, Athmar bangun dan istri saya teriak berusaha minta pertolongan ke tetangga sebelah. Istri saya berusaha buka kunci pintu, saking paniknya bukannya pintunya terbuka malah kuncinya mental. Akhirnya saya yang buka pintu. Teriakan istri saya berhasil membangunkan tetangga kiri-kanan. mereka berhamburan keluar rumah sambil bertanya " ada apa?,ada apa?". Sebetulnya kami gak tau apa yang terjadi, Tetangga bilang itu Step. Kami tanya apa pertolongan pertamanya. Karena gak ada yang punya pengalaman demikian, jadi gak tau apa yang harus dilakukan. Akhirnya kami minta tolong Erik antar ke rumah sakit.
Sambil menggendong Athmar saya lari ke mobil, Ahamdulilah sebelum berangkat athmar tersentak dan sadar. Dia menangis, dan sedikit muntah. Saya agak lega dia tersadar meskipun masih menangis,namun saya tetap memmutuskan ke rumah sakit. Saking terburu-burunya istri saya ditinggal, bahkan saya gak bawa uang atau identitas apapun. pokoknya pakaian seadanya yang dibawa tidur itulah yang dipake.
Sesampai di UGD Athmar Langsung ditangani, panasnya mencapai 39.4 Derajat. Suster di UGD memberikan obat penurun panas yang melalui dubur. Gak lama kak Ita dan ka Dadang datang. Mereka ditelpon Irma bahwa Athmar ke Rumah sakit, Sedangkan Erik pulang dan saya minta tolong bilangin ke Irma untuk membawa uang dan HP.
Sementara itu Irma ditengah kepanikan, menyiap-nyiapkan apa yang kan dibawa ke Rumah sakit. Para tetangga menawarkan diri untuk mengantar ke rumah sakit karena khawatir, irma naik motor sendiri dalam keadaan panik, Namun irma bersikeras pergi ke rumah sakit sendiri.Sesampainya di rumah sakit kami mengurus administrasi untuk rawat inap. kami memutuskan untuk rawat inap karena khawatir terjadi lagi, dan kami tidak bisa menanganinya.
Kami sedih dan kasihan melihat Athmar yang baru berusia 1 tahun 7 bulan memakai selang infus. Sementara saya seumur-umur belum pernah mengalaminya dan jangan sampai pernah.
Bisa dibayangkan dong bagaimana kalau anak kecil yang biasa bergerak bebas sekarang ada selang infus di Tangannya. Sangat repot untuk memberi pengertian sama anak kecil. Hari pertama...Aman, Athmar bisa menerimanya, "bat ama nih bat ama nih" dia bilang sambil nunjukin selang infus. Maksudnya Obat Athmar nih, obat Athmar. Tapi kalau denger pintu kamar dibuka dia nangis-nangis karena dikiranya suster atau dokter yang mau periksa, padahal kadang Juga cleaning service atau yang ngasih makanan yang masuk.
Hari pertama ini panas Athmar masih turun-naik, apalagi kalau malam hari kami khawatir, jadi kami gak tidur nungguin takut panasnya naik lagi. Tapi Alhamdulilah sampai pagi athmatr tidur nyenyak
Hari Kedua.. ini baru heboh. Sebetulnya sih sudah boleh pulang, tapi mengingat pananya masih turun naik, dokter menyarankan sehari lagi, tunggu stabil. Kami sih setuju aja, takut dibawa pulang kalau maih belum stabil. Tapi inilah hebohnya, Athmar sudah gak betah di Rumah sakit. Dia selalu nunjuk-nunjuk ngajak keluar sambil meronta-ronta. Yang jadi permasalahan infusnya ini harus dibawa-bawa, kebayang dong melalat-melilit di tangan atau badan dia. Terpaksa deh ikutin dia jalan-jalan sambil Tenteng infusan. yang lebih repot lagi kalau dia minta gendong, wahhh maunya sama mamanya, gak mau sama orang lain. Maklumlah katanya kalau anak lagi sakit maunya sama mamanya.Bisa lama dia minta digendong, mamanya bukan gak mau menggendong, tapi Insya Allah mamanya lagi hamil, jadi takut kalau gendong-gendong kelamaan, lumayan berat lagi.Yahh jadinya hari kedua ini dilalui dengan lumayan berat.
Hari ketiga...... Pulang deh, alhamdulullah Athmar sudah sehat. Untuk antisipasi, jaga-jaga dirumah saya minta obat penurun panas sama dokter plus anti kejang. dan..... Langsung pulang................ Byyy rumah sakit
Semoga tidak balik lagi..